Teori penalaran dan
macamnya
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi (consequence).
Macam-macam
Penalaran, Penalaran ada dua jenis yaitu :
INDUKTIF
Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan
menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya.
Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat
disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.
Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut
oleh penganut empirisme.
contoh
1. penalaran induktif adalah : kerbau punya mata. anjing punya
mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya mata penalaran induktif
membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
2. -Harimau
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
-Ikan Paus berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan
kesimpulan ---> Semua hewan yang
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Induktif terbagi 3 macam,yaitu:
a.
Generalisasi
Pada generalisasi tersebut,peristiwa yang kita kemukakan
harus memadai agar yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya.
Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan
karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan
umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang
diselidiki. ( Mundiri, 1994 : 127 ) Menurut Gorys Keraf dalam buku Argumentasi
dan Narasi, Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari
sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat
umum yang mencakup semua fenomena tadi. ( Gorys Keraf, 1994 : 43 )
1.Generalisasi Sempurna adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki
semua, contoh. Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.
Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap
bulan dalam satu tahun diselidiki tanpa ada yang ditinggalkan. Generalisasi
semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat kuat dan tidak dapat dipatahkan
tetapi prosesnya tidak praktis dan tidak ekonomis.
2. Generalisasi Sebagian, yaitu
generalisasi dimana kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian fenomena yang
kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki,
misalnya. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia
yang suka bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah
generalisasi sebagian (probabilitas).
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
1. Loncatan Induktif Generalisasi
yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta
yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta
tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili
seluruh persoalan yang diajukan. Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka
berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa
anak-anak komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan Induktif Sebuah
generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,
sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk
menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan
ratusan fenomena untuk menyimpulkannya. Contoh: Rika suka bermain bola
basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi
dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.
.
b.Analogi
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
proses penalaran untuk menarik
kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan
kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting
yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi
yakni ;
~ Analogi dilakukan untuk meramalkan
kesamaan.
~ Analogi dilakukan untuk menyingkap
kekeliruan.
~ Analogi dilakukan untuk menyusun
klasifikasi.
Contoh: Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya
mesin.Matahari,bumi,bulan dan bintang berjuta jumlahnya beredar dengan
teratur,seperti halnnya roda mesin yang rumit berputar.Semua bergerak mengikuti
irama tertentu.Mesin rumit pada penciptanya yaitu manusia.Manusia yang
pandai,teliti,bijaksana.Tidakkah alam yang maha besar dan beredar rapi
sepanjang masa inni tidak pula ada penciptanya?Pencipta yang Maha Pandai,Maha
Teliti,dan Maha Agung?.
c.Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sebab akibat ini berpola A
menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D
dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang diaanggap penyebab
kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini,
diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran.
Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu
akibat yang nyata.
2) Akibat sebab
Akibat sebab ini dapat kita lihat
pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan
sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam
penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.
3) Akibat-akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran
yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada
suatu akibat yang lain.
Contoh:
• Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
• Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
DEDUKTIF
deduktif adalah contoh
suatu paragraf yang dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas.
Setelah itu ditarik kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau
lebih spesifik. Atau juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya
berada di depan paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh : Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional.
Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian.
Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan
soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan
soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari
di buku. Kalimat utama dari paragraph adalah kalimat yang di garis
bawahi, dan kalimat itu berada depan paragraf sesuai dengan ciri-ciri dari
paragraph deduktif.
URL :
URL :
http://alfiecadas.wordpress.com/2010/04/05/paragraf-induktif-deduktif-dan-campuran/
http://kafeilmu.com/2010/11/pengertian-dan-contoh-paragraf-induktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://kafeilmu.com/2010/11/pengertian-dan-contoh-paragraf-induktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran